Jumat, 15 Oktober 2010

Kelomang, si Mungil yang Suka Pindah Rumah

HEWAN ini memang menggemaskan. Cangkangnya berwarna-warni dan tindak tanduknya tampak malu-malu. Karena itu, tidak heran bila banyak orang yang mengoleksinya. Jika melihat hewan ini, mungkin anda teringat dengan masa kecil.

Ya, hewan ini yang kerap dijual sebagai mainan anak-anak di depan sekolah dasar, taman kanak-kanak, pasar tradisional, atau di lokasi wisata pantai. Mungkin dulu waktu kecil anda tergila-gila membeli hewan yang satu ini. Selain imut dan lucu, hewan ini juga mudah dipelihara. Cukup dilepas di halaman rumah yang berumput, mereka bisa tahan hidup lama sekali.

Namun, sebenarnya banyak orang yang  kerap kali salah kaprah dalam memberikan nama. Biasanya anak-anak menyebutnya "pong-pongan" (Jawa), ada pula ysng menjulukinya "keong". Padahal tidaklah demikian halnya. Menurut kamus bahasa Indonesia, "keong" adalah jenis hewan lunak berkaki perut dan bercangkang tunggal atau gastropoda, demikian dalam bahasa biologinya. Padahal nama aslinya adalah sebenarnya Kelomang.



Pada prinsipnya kelomang terbagi menjadi dua golongan besar, yaitu kelomang darat atau land hermit crab (dari Familia Coenobitidae) dan kelomang air atau aquatic hermit crab (dari Familia Diogenidae & Paguridae).

Dalam bahasa Inggris, kelomang dikenal dengan istilah hermit crab. Latar belakang julukan ini adalah keberadaan kelomang dalam cangkangnya yang mirip seorang pertapa yang sedang menyendiri dalam sebuah gua. Lalu, salah kaprah kedua adalah banyak orang yang menyangka, bahwa cangkang kelomang senantiasa ikut bertumbuh seiring dengan bertambah besarnya tubuh sang pemakai (seperti pada kura-kura atau siput). Padahal kenyataannya, cangkang tersebut hanyalah "busana" bagi si Kelomang. Mengapa mereka harus senantiasa berpakaian ? Tak lain karena bagian belakang tubuh kelomang darat (abdomen alias perut yang lunak) sangat mudah terluka.

Abdomen tersebut bergelung sesuai perputaran rongga cangkang siput. dan mempunyai fleksibilitas seperti pegas, sehingga dapat berkontraksi atau memanjang dan mengerut sesuai keperluan. Bagian bawah perut kelomang juga berfungsi mirip insang, yaitu untuk menyerap zat asam yang berasal dari cadangan air dalam cangkang.

Awal dilahirkan, kelomang berbentuk larva yang dilarung ke laut oleh induknya. Sejak bisa merayap, ia menggunakan cangkang pinjaman dari siput. Setiap cangkang itu mulai kesempitan atau tidak nyaman, ia akan mencari cangkang baru yang berukuran lebih cocok, makanya jangan heran kalau dia bisa berbaju bekicot, atau bahkan benda-benda lain seperti botol balsam, kaleng susu atau lainnya. Intinya, asal pas dan nyaman dipakai, pasti langsung dibawa.

Di Indonesia sebetulnya kelomang jumlahnya sangat banyak. Dari 8 spesies yang umum dipelihara, ada 5 jenis kelomang darat yang tercatat di negeri ini. Tetapi umumnya ada 4 jenis kelomang yang bisa ditemukan hampir diseluruh pulau di Indonesia. Sayangnya, eksploitasi besar-besaran, abrasi dan pencemaran pantai, serta bencana alam, membuat habitat sejumlah spesies kelomang menjadi terganggu. Penangkapan kelomang betina juga dikhawatirkan ikut membawanya ke arah kepunahan. Walaupun kelomang betina dapat bertelur hingga ribuan butir, namun tetap memerlukan media air laut untuk menetaskan larvanya.

Jenis yang pertama adalah, Coenobita brevimanus. Jenis ini dikenal masyarakat merupakan Kelomang khas Indonesia. Dan beken dengan sebutan Indos atau Indonesians. Umumnya berwarna ungu, tetapi ada juga warna lila, pink, ungu muda dan coklat. Bodinya bisa lebih besar jenis lain. Capitnya yang besar dan mata bulat dan silinder.

Yang kedua ada jenis Coenobita perlatus. Dengan tubuh berwarna merah menyala dengan hiasan bintik-bintik putih. Dikenal sebagai kelomang strawberry, dan dianggap paling cantik dan banyak disuka. Namun, ternyata kelomang strawberry agak sulit ditemukan dan paling susah dipelihara karena lebih sensitif perubahan lingkungan.

Kemudian yang ketiga ada jenis Coenobita rugosus. Habitatnya paling banyak di pantai Indonesia. Banyak dijual di depan sekolah. Warna beragam, cokelat, abu-abu dan hitam, putih, krem, pink, orange muda, biru muda, ungu, sampai merah. Punya tekstur garis-garis di sisi depan capit besar sebelah kiri.

Keempat, ada jenis Coenobita cavipes. Memiliki ciri-ciri warna kombinasi hitam-biru dan hitam-abu abu. Ada juga yang merah. Bentuk capitnya langsing memanjang.

Dan yang terakhir adalah Coenobita violascens. Pernah dianggap hanya ada di Jepang. Tapi violascens juga ditemukan di Indonesia. Berwarna ungu, mata pipih dan mencuat. Bentuk kakinya langsing memanjang hampir mirip dengan cavipes.

Anda tertarik memeliharanya? Sebenarnya pemeliharaannya tidaklah sulit. Hanya karena minimnya informasi, kelomang yang dibeli anak-anak itu biasanya dikurung dalam ember. Tak jarang ada yang direndam. Memang, mereka bernafas dengan insang. Akan tetapi kalau direndam dalam air lebih dari satu jam, ia bisa mati lemas. Insang berguna hanya ketika larva (zoea) kelomang menetas di laut. Seekor ibu kelomang berukuran 2 cm dapat bertelur sekitar 1.000 butir. Yang berukuran sebesar telapak tangan tentu bisa lebih banyak lagi telurnya, 40 - 50 ribu butir. Saat masa subur, ribuan sel telur yang membentuk gumpalan menempel pada swimmeret, sejumlah serabut yang terdapat pada permukaan luar abdomen atau bagian perut Kelomang. Beberapa hari setelah sel-sel telur dibuahi, calon larva kelomang siap menetas. Oleh ibunya mereka ditinggalkan begitu saja di bibir pantai sampai tersapu ombak. Setelah mengalami 4 - 6 tahap metamorfosis, bentuk mereka sudah menyerupai kelomang dewasa tapi sangat kecil ukurannya. Secara naluriah mereka pun turun ke dasar laut untuk mencari baju atau cangkang yang menganggur.

Kelomang bukan binatang peliharaan yang rewel, biasanya tuntutan hidup kelomang sangatlah mudah, yaitu tempat yang nyaman dan bersih. Selain itu, tempat tinggalnya wajib memiliki dasar dari pasir yang kering dan lembut, dan memiliki tempat bersembunyi yang memadai. Untuk permasalahan air minum, biasanya binatang ini cukup diberi air tawar saja. Selain itu juga perlu disediakan beberapa cangkang siap pakai, untuk ganti baju jika sudah tidak muat untuk tubuhnya. Yang terakhir, yang juga perlu diperhatikan adalah makanannya, di alam bebas, mereka tergolong hewan omnivora yang mau menyantap segala yang dapat dilahap, mulai dari dedaunan, buah-buahan, sampai bangkai atau kotoran hewan.

Yang pasti kebersihan hermitarium (tempat memelihara kelomang) sangat penting. Meski tertarik pada sesuatu yang busuk, kalau dipelihara janganlah diberikan makanan busuk, karena mungkin ada bakteri atau serangga-serangga kecil menempel dan menjadi parasit di tubuh sang kelomang. Jika ada sisa makanan yang mulai membusuk, segera singkirkan dari hermitarÌum.

Jika sudah dipelihara dengan benar, kelomang bahkan bisa berusia sampai 10 tahun, bahkan mungkin lebih. Sebagai sebangsa lobster, tentunya dia juga memiliki proses regenerasi yang luar biasa. Kelomang bahkan bisa menumbuhkan kembali kaki yang putus, jadi bukan tak mungkin malah dia bisa hidup lebih lama dari kita. Hebat bukan? Anda tertarik untuk memelihara hewan mungil nan lucu ini?
Sumber : Harian Suara Merdeka, 16/7/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar